Selasa, 27 Desember 2011

Garis Waktu Sejarah Nusantara

Prasejarah

  • Pleistosen: Bentuk geologis modern Indonesia muncul, namun masih terpaut pada daratan benua Asia.
  • 40.000 SM: Indonesia dikolonisasi oleh bangsa-bangsa Melanesia dan Australoid.
  • 3.000 SM: Bangsa Austronesia mulai mengkolonisasi Asia Tenggara.
  • 200 SM Kerajaan Hindu Dwipa Jawa diperkirakan eksis di Jawa dan Sumatera

Sejarah awal

  • abad ke-4: berdiri Kerajaan Kutai Martadipura (abad ke-4 s/d 1710 M), kerajaan bercorak Hindu yang memiliki bukti sejarah tertua, terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Maharaja Kundungga, gelar anumerta Dewawarman menjadi Raja pertama.Kundungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia.Digantikan putranya Maharaja Asmawarman sebagai Raja ke-2.Dilanjutkan puteranya Maharaja Mulawarman.
  • Kerajaan Kutai Martadipura berakhir saat Raja ke-21 yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kutai Martadipura berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara di tahun 1365 disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
     
  • 358 : Jayasingawarman mendirikan Kerajaan Tarumanagara (358 s/d 669 M), beribukota di Sundapura dekat Tugu & Bekasi,ia memerintah antara 358 – 382. Ia adalah seorang maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada. Ia adalah menantu Raja Dewawarman VIII dan dipusarakan di tepi kali Gomati (Bekasi).
  • 382 : Dharmayawarman menjadi raja ke-2 Tarumanegara
  • 395 :  Di Naskah Wangsakerta, Purnawarman menjadi raja ke-3 Tarumanagara yang memerintah antara 395 – 434.
  • 669 : Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi  menjadi raja ke-12 atau terakhir Tarumanagara.Linggawarman menikah dengan Dewi Ganggawati dan mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Dewi Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.
  • 670: Tarusbawa mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda.
  • 671: Dapunta Hyang Sri Jayanasa menjadi maharaja Sriwijaya pertama yang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Sriwijaya
  • 682: Prasasti Kedukan Bukit ditulis di Sriwijaya (Palembang, Sumatra Selatan).
  • 718 : Pada tahun 100 Hijriyah (718 Masehi) Maharaja Sriwijaya bernama Sri Indrawarman mengirimkan sepucuk surat kepada Kalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Umayyah yang berisi permintaan kepada Khalifah untuk mengirimkan ulama yang dapat menjelaskan ajaran dan hukum Islam kepadanya.
  • 730 atau 732 Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya menjadi raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut Kerajaan Mataram Kuno),memerintah sekitar tahun 730-an. Namanya dikenal melalui prasasti Canggal ataupun naskah Carita Parahyangan. Sebagian para sejarawan menganggap Sanjaya sebagai pendiri Wangsa Sanjaya,  Prasasti Mantyasih tahun 907 menyebutkan raja pertama Medang adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
  • 775:Maharaja Wisnu adalah seorang raja dari Wangsa Sailendra yang dipercaya telah berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya. Beberapa literatur menyebut tahun pemerintahannya terjadi pada 775 – 782. Namun rentang waktu ini bersifat dugaan yang kebenarannya masih perlu dibuktikan.
  • 775: Tahun dimulainya era penguasa Wangsa Syailendra sebagai penguasa Sriwijaya,beribukota di Jawa,Maharaja Wisnu sebagai Raja
  • 778 : prasasti yang berasal dari zaman Rakai Panangkaran adalah prasasti Kalasan tahun 778. Prasasti ini merupakan piagam peresmian pembangunan sebuah candi Buddha untuk memuja Dewi Tara. Pembangunan ini atas permohonan para guru raja Sailendra. Dalam prasasti itu Rakai Panangkaran dipuji sebagai Sailendrawangsatilaka atau “permata Wangsa Sailendra”. Candi yang didirikan oleh Rakai Panangkaran tersebut sekarang dikenal dengan Candi Kalasan.
  • 792: Samaratungga menjadi penguasa Sriwijaya
  • 824: Candi Borobudur dibangun oleh Samaratungga dari Wangsa Syailendra.
  • 850: Candi Prambanan atau Rara Jonggrang dibangun oleh Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya,penguasa Medang atau Mataram Hindu
  • 850an atau 860 : Sri Maharaja Balaputradewa dari Wangsa Sailendra yang menjadi raja Sriwijaya beribukota di Swarnadwipa (Sumatera).
  • 929 : Mpu Sindok adalah raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah sekitar tahun 929 – 947, bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa. Mpu Sindok dianggap sebagai pendiri dinasti baru bernama Wangsa Isana.
  • 991 : Sri Maharaja Isana Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa adalah raja terakhir Kerajaan Medang yang memerintah pada tahun 991–1007 atau 1016.
  • 1009 : Airlangga (Bali, 990 - Belahan, 1049) atau sering pula ditulis Erlangga, mendirikan Kerajaan Kahuripan, memerintah 1009-1042 dengan gelar abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Kerajaan ini dibangun dari sisa-sisa istana Medang yang telah dihancurkan oleh Sriwijaya pada tahun 1019
  • Nama Airlangga berarti "Air yang melompat". Ayahnya bernama Udayana, raja Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa. Ibunya bernama Mahendradatta, putri Wangsa Isyana dari Medang. 
  • 1019 : Kakawin Arjunawiwaha ditulis oleh Mpu Kanwa pada masa pemerintahan Prabu Airlangga, yang memerintah di Jawa Timur dari tahun 1019 sampai dengan 1042 Masehi. Sedangkan kakawin ini diperkirakan digubah sekitar tahun 1030. Sebagai seorang raja, ia memerintahkan Mpu KanwaKakawin Arjunawiwaha yang menggambarkan keberhasilannya dalam peperangan. Di akhir masa pemerintahannya, kerajaannya dibelah dua menjadi Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Janggala bagi kedua putranya.  untuk mengubah
  • 1030 : Sri Maharaja Sangrama-Vijayottungga Warmadewa atau Sangrama-Vijayottunggawarman merupakan seorang maharaja Sriwijaya, dan dianggap raja Sriwijaya yang berdaulat terakhir atas wilayahnya.
  • 1042 : Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu, di Jawa Timur antara tahun 1042-1222.berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.Sri Samarawijaya adalah raja pertama Kadiri yang memerintah sejak tahun 1042. Gelar lengkapnya ialah Sri Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa.putra Airlangga yang dilahirkan dari putri Dharmawangsa Teguh.
  • 1042 : Kerajaan Janggala berdiri.Sri Maharaja Mapanji Garasakan adalah raja pertama Kerajaan Janggala yang memerintah tahun 1042-1052. Ia putra Airlangga dari istri kedua.
  • 1157 : Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala. Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan Ghatotkachasraya. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri KameswaraMpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis SumanasantakaMpu Triguna yang menulis Kresnayana.
    bernama dan
  • 1178 : kronik Cina berjudul Ling wai tai ta karya Chou Ku-fei tahun 1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatra. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa ada Kerajaan Panjalu, sedangkan SumatraKerajaan Sriwijaya. dikuasai

1200-an

  • 1200-an: Islam mulai muncul di daerah Aceh.
  • 1222 Ken Arok menyerang kerajaan Kediri dan berhasil membunuh Kertajaya, kemudian mendirikan Kerajaan Singhasari atau Tumapel atau Singasari atau Singosari, di Jawa Timur. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan di daerah Singosari, Malang.Wangsa Rajasa didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa Singhasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit.
  • 1257 : Baab Mashur Malamo mendirikan Kerajaan Ternate di Maluku
  • 1268 : Sri Maharaja Kertanagara (meninggal tahun 1292), adalah raja terakhir yang memerintah kerajaan Singhasari. Masa pemerintahan Kertanagara dikenal sebagai masa kejayaan Singhasari, dan ia dipandang sebagai penguasa Jawa pertama yang berambisi ingin menyatukan wilayah Nusantara. Menantunya Raden Wijaya, kemudian mendirikan kerajaan Majapahit sekitar tahun 1293 sebagai penerus dinasti Singhasari.
  • 1275-1290: Kertanegara melancarkan ekspedisi Pamalayu melawan Kerajaan Melayu di Sumatra.
  • 1292: Jayakatwang membunuh Kertanegara dan kerajaan Singhasari berakhir.
  • 10 November 1293. Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja Majapahit pertama dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. 
  • 1293: Mongolia menginvasi Jawa, Kublai Khan dari Dinasti Yuan mengirim serangan hukuman terhadap Kertanegara; dan pasukan Mongol berhasil dipukul mundur. 

1300-an

  • 1300 : Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960
  • 1309: Raja Sri Jayanegara menjadi Raja Majapahit ke-2
  • 1328: Tribhuwana Wijayatunggadewi menjadi Raja Majapahit ke-3
  • 1334, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi (1328-1351) yang waktu itu telah memerintah Majapahit setelah terbunuhnya Jayanagara.
  • 1336 : Mahapatih Gajah Mada mengucap Sumpah Palapa.Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (1336 M) Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan yang berbunyi sebagai berikut[15]
    Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa
    bila dialih-bahasakan mempunyai arti[15] :
    Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa
     
  • 1350: Hayam Wuruk, Maharaja Sri Rajasanagara menjadi Raja Majapahit ke-4; pemerintahannya dianggap sebagai 'Era keemasan'.Di bawah perintah militer Gajah Mada, Majapahit membentang lebih luas dari Indonesia di masa modern. Majapahit mempunyai 12 wilayah : Kahuripan/Surabaya,Daha/Kediri,Tumapel/Singosari,Wengker/Ponorogo,Matahun/Bojonegoro,Wirabhumi/Blambangan,Paguhan,Kabalan,Pawanuan,Lasem,Pajang/Surakarta/Solo,dan Mataram/Djogjakarta
  •  
  • 1357 : Perang Bubat adalah perang yang terjadi pada tahun 1279 Saka atau 1357 M pada abad ke-14, yaitu di masa pemerintahan raja Majapahit Hayam Wuruk.Perang terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat,bermula dari niat Hayam Wuruk untuk menikahi Dyah Pitaloka Citraresmi
  • 1365: Kakawin Jawa kuno Nagarakertagama ditulis oleh Dang Acarya Nadendra dengan nama samaran Prapanca.Kakawin ini adalah yang paling banyak diteliti pula. Kakawin yang ditulis tahun 1365 ini, pertama kali ditemukan kembali pada tahun 1894 oleh J.L.A. Brandes, seorang ilmuwan Belanda yang mengiringi ekspedisi KNIL di Lombok.
  • 1377: Majapahit mengirimkan ekspedisi hukuman terhadap Palembang di Sumatra. Pangeran Palembang, Parameswara (kemudian dikenal Iskandar Syah) melarikan diri, dan menemukan jalan ke Malaka dan membangunnya sebagai pelabuhan internasional.[1]
  • 1389: Wikramawardhana menjadi Raja Majapahit ke-5

1400-an

  • 1404-1406: Perang Paregreg antara Bhre Wirabhumi melawan Wikramawardhana
  • 1415: Armada Laksamana Cheng Ho berlabuh di Muara Jati, Cirebon.
  • 1429: Ratu Suhita Dyah Ayu Kencana Wungu menjadi Raja Majapahit ke-6
  • 1447: Kertawijaya Brawijaya I menjadi Raja Majapahit ke-7
  • 1451: Rajasawardhana Brawijaya II menjadi Raja Majapahit ke-8
  • 1456: Purwawisesa atau Girishawardhana Brawijaya III menjadi Raja Majapahit ke-9
  • 1466 : Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa Brawijaya IV naik tahta sebagai Raja Majapahit ke-10
  • 1468: Bhre Kertabhumi (Prabu Brawijaya) atau Brawijaya V menjadi penguasa Majapahit ke-11
  • 1478 : Prabhu Natha Girindrawardhana Dyah Ranawijaya menjadi penguasa Majapahit ke-12
  • 1475 : Raden Patah mendirikan Kesultanan Demak 
  • 1482 : Prabu Siliwangi Sri Baduga Maharaja (Ratu Jayadewata) mengawali pemerintahan zaman Pajajaran, yang memerintah selama 39 tahun (1482-1521). Pada masa inilah Pakuan mencapai puncak perkembangannya.
    Dalam prasasti Batutulis diberitakan bahwa Sri Baduga dinobatkan dua kali, yaitu yang pertama ketika Jayadewata menerima tahta Kerajaan Galuh dari ayahnya (Prabu Dewa Niskala) yang kemudian bergelar Prabu Guru Dewapranata. Yang kedua ketika ia menerima tahta Kerajaan Sunda dari mertuanya, Susuktunggal. Dengan peristiwa ini, ia menjadi penguasa Sunda-Galuh dan dinobatkan dengar gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di kerajaan Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.
  • 1498 : Patih Udara,seorang patih kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Dyah Ranawijaya.[1] diketahui sebagai seorang pemegang kekuasaan terakhir sisa-sisa kerajaan tersebut (1499-1518),[2] sebelum akhirnya diambil-alih seutuhnya oleh Kesultanan Demak.

1500-an

  • 1511: Bangsa Portugis menaklukkan kota Melaka.
  • 1518 : Pati Unus,menantu Raden Patah menjadi sultan Demak ke-2
  • 1521 : Sultan Trenggono menjadi sultan Demak ke-3 sekaligus terakhir 
  • 1527 : Daha dihancurkan oleh Demak. Babad Sengkala mengisahkan pada tahun 1527 Kadiri atau Daha sisa kerajaan majapahit runtuh akibat serangan Sultan Trenggana dari Kesultanan Demak.
  • 1527 :  Fatahillah dari Kesultanan Cirebon melakukan penyerangan dan mengusir tentara Portugis dari Pelabuhan Kelapa , yang waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda. kemudian ia mengubah nama Sunda kelapa menjadi Jayakarta.
  • 1552 : Maulana Hasanuddin mendirikan Kesultanan Banten
  • 1568 : Jaka Tingkir atau Hadiwijaya mendirikan Kerajaan Pajang 
  • 1588 - Mataram menjadi kesultanan dengan Sutawijaya sebagai Sultan, bergelar "Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama" artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama.
  • 1593 : Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma lahir: Kutagede, Kesultanan Mataram, 1593 - wafat: Karta (Plered, Bantul), 1645) adalah Sultan ke-tiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645
  • 1596: Bangsa Belanda pertama kali tiba di wilayah Nusantara ketika sebuah armada yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman berlabuh di Banten.

1600-an

  • 1602 : Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagian saham.
  • 1619 VOC berhasil merebut Jayakarta di bagian Barat pulau Jawa dari Pangeran Jayakarta yang belum ditaklukkan Mataram, dan mengganti namanya menjadi Batavia. Pangeran Jayakarta adalah nama seorang penguasa kota pelabuhan Jayakarta, yang menjabat sebagai wakil dari Kesultanan Banten. Kekuasaan Banten atas wilayah ini berhasil direbut oleh Belanda, setelah Pangeran Jayakarta dikalahkan oleh pasukan VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen pada tanggal 30 Mei 1619.
  • 1631 : Sultan Hasanuddin lahir di Makasar Sulsel
  • 1641: Pembantaian penduduk Kepulauan Banda oleh VOC untuk mendapatkan monopoli pala.
  • 1666-1669 Perang Makassar di pimpin Sultan Hasanuddin dari Kesultanan Gowa  terhadap VOC  dan pada 18 November 1667: Perjanjian Bungaya,Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.
  • 1651 : Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten

1700-an

  • 9 Oktober 1740: Pembantaian warga Tionghoa di Batavia.
  • 1755 - 13 Februari Puncak perpecahan terjadi, ditandai dengan Perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi menjadi Sultan atas Kesultanan Yogyakarta dengan gelar "Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing-Ngalaga Ngabdurakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah" atau lebih populer dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.
  • 1757 - Perpecahan kembali melanda Mataram. Perjanjian Salatiga, perjanjian yang lebih lanjut membagi wilayah Kesultanan Mataram yang sudah terpecah, ditandatangani pada 17 Maret 1757 di Kota Salatiga antara Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) dengan Sunan Paku Buwono III,VOC dan Sultan Hamengku Buwono I. Raden Mas Said diangkat sebagai penguasa atas sebuah kepangeranan, Praja Mangkunegaran yang terlepas dari Kesunanan Surakarta dengan gelar "Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangku Nagara Senopati Ing Ayudha".
  • 1767 : Sultan Mahmud Badaruddin II dilahirkan di Palembang Sumsel
  • 1772 : Tuanku Imam Bonjol dilahirkan di Sumbar
  • 11 November 1785  : Pangeran Diponegoro atau Raden Mas Ontowiryo,putera sulung Sultan Hamengkubuwono III dilahirkan di Yogyakarta.
  • 31 Desember 1799: Vereenigde Oost-Indische Compaigne (VOC) dibubarkan.
  • 1813 - Perpecahan kembali melanda Mataram. P. Nata Kusuma diangkat sebagai penguasa atas sebuah kepangeranan, Kadipaten Paku Alaman yang terlepas dari Kesultanan Yogyakarta dengan gelar "Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam".

1800-an

  • 1803 - 1838 : Perang Padri.dan Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol diundang ke Palupuh untuk berunding. Tiba di tempat itu langsung ditangkap dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotak, Minahasa, dekat Manado. ia meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864
  • 1819 meletus Perang Palembang di bwh komando Sultan Mahmud Badaruddin II dan 25 juni 1821 Palembang jatuh ke tangan Belanda. 13 Juli 1821, menjelang tengah malam tgl 3 Syawal , SMB II beserta sebagian keluarganya menaiki kapal Dageraad 4 syawal dengan tujuan Batavia. Dari Batavia SMB II dan keluarganya diasingkan ke Pulau Ternate sampai akhir hayatnya 26 September 1852
  • 1825-1830 : Perang Diponegoro dan 28 Maret 1830 Diponegoro diundang Jenderal de Kock di Magelang,De Kock memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Diponegoro agar menghentikan perang. Permintaan itu ditolak Diponegoro. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan dengan teliti. Hari itu juga Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Ungaran, kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia, 8 Januari 1855 Setelah dibuang di Benteng Amsterdam Manado dan Benteng Rotterdam Makasar,Diponegoro wafat dan dimakamkan di kampung Jawa Makassar.
  • 1830 - Akhir perang Diponegoro. Seluruh daerah Manca nagara Yogyakarta dan Surakarta dirampas Belanda. 27 September, Perjanjian Klaten menentukan tapal yang tetap antara Surakarta dan Yogyakarta dan membagi secara permanen Kerajaan Mataram ditandatangani oleh Sasradiningrat, Pepatih Dalem Surakarta, dan Danurejo, Pepatih Dalem Yogyakarta. Mataram secara de facto dan de yure dikuasai oleh Hindia Belanda.
  • 1 Agustus 1868 KH Ahmad Dahlan,pendiri Muhammadiyah dilahirkan di Jogjakarta
  • 26 Maret 1873 : Dimulainya Perang Aceh
  • 10 April 1875 KH Mohammad Hasyim Asy'arie,pendiri NU dilahirkan di Demak Jateng
  • 6 Agustus 1882 : Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dilahirkan di Madiun, Jawa Timur
  • 30 Juli 1888 : Dr.Soetomo,pendiri Budi Utomo dilahirkan di Nganjuk Jatim
  • 1894 : Perang Lombok

1900-an

  • 6 Juni 1901 : Ir.Soekarno,Presiden RI pertama dilahirkan
  • 12 Agustus 1902 : Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (Bung Hatta), lahir di Fort de Kock (kini Bukittinggi), Sumatera Barat,
  • 20 Mei 1908 : Organisasi Budi Utomo didirikan oleh Dr.Soetomo 
  • 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H) : Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di kampung Kauman Jogjakarta
  • 1912 : HOS Tjokroaminoto mendirikan Sarekat Islam di Surabaya
  • 31 Januari 1926 (16 Rajab 1344 H) : Organisasi Nahdlatul Ulama didirikan oleh KH Hasyim Asy'arie di Jombang Jatim
  • 11 Januari 1942 - Tentara Jepang tiba di wilayah Nusantara, tepatnya di daerah Kota Tarakan, Kalimantan Timur.
  • 1 Juni 1945 - Hari lahirnya Pancasila
  • 17 Agustus 1945 - Ir.Soekarno dan Drs.Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
  • 18 Agustus 1945 - Sidang pertama PPKI menghasilkan tiga keputusan. Pertama, mengesahkan UUD 1945. Kedua, mengangkat Soekarno sebagai Presiden RI dan Hatta sebagai wakilnya. Ketiga, membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk membantu kerja presiden.
  • 23 Agustus-2 November 1949 - Konferensi Meja Bundar dilangsungkan di Den Haag, Belanda antara Indonesia dan Belanda sebagai cara untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan.

Perang Kemerdekaan

1950-an

1960-an

1970-an

1980-an

1990-an

2000-an


Daftar Naskah Nusantara

Daftar ini merupakan Daftar Naskah Nusantara yang penting:
  • Bujangga Manik merupakan naskah yang sangat penting dan sangat berharga. Naskah ini ditulis dalam aksara dan bahasa Sunda. Naskah ini ditulis dalam bentuk puisi naratif berupa lirik yang terdiri dari delapan suku kata, di atas daun nipah yang saat ini disimpan di Perpustakaan Bodleian di Oxford sejak tahun 1627 (MS Jav. b. 3 (R), cf. Noorduyn 1968:469, Ricklefs/Voorhoeve 1977:181). Naskah Bujangga Manik seluruhnya terdiri dari 29 lembar daun nipah, yang masing-masing berisi sekitar 56 baris kalimat yang terdiri dari 8 suku kata. Naskah ini menggambarkan keadaan pulo Jawa dan lautnya pada saat perdagangan laut dikuasai oleh Kesultanan Malaka. Yang menjadi tokoh dalam naskah ini adalah Prabu Jaya Pakuan alias Bujangga Manik, seorang resi Hindu Sunda yang, walaupun merupakan seorang prabu pada keraton Pakuan Pajajaran (ibu kota Kerajaan Sunda, yang bertempat di wilayah yang sekarang menjadi kota Bogor), lebih suka menjalani hidup sebagai seorang resi. Sebagai seorang resi, dia melakukan dua kali perjalanan dari Pakuan Pajajaran ke Jawa. Pada perjalanan kedua Bujangga Manik malah singgah di Bali untuk beberapa. Pada akhirnya Bujangga Manik bertapa di sekitar gunung Patuha sampai akhir hayatnya.[1] Jelas sekali, dari ceritera dalam naskah tersebut, bahwa naskah Bujangga Manik berasal dari zaman sebelum Islam masuk ke Tatar Sunda. Naskah tersebut tidak mengandung satu pun kata-kata yang berasal dari bahasa Arab. Penyebutan Majapahit, Malaka dan Demak Demak memungkinkan kita untuk memperkirakan bahwa naskah ini ditulis dalam akhir tahun 1400-an atau awal tahun 1500-an.[2] Naskah ini sangat berharga karena menggambarkan topografi pulau Jawa pada sekitar abad ke-15. Lebih dari 450 nama tempat, gunung dan sungai disebutkan dalam naskah. Sebagian dari nama-nama tempat tersebut masih digunakan sampai sekarang.
  • Sanghyang Siksakanda ng Karesian merupakan naskah didaktik, yang memberikan aturan, resep serta ajaran agama dan moralitas kepada pembacanya.Sanghyang Siksakanda ng Karesia merupakan “Buku berisi aturan untuk menjadi resi (orang bijaksana atau suci)”. Naskah ini disimpan di Perpustakaan Nasional di Jakarta dan ditandai dengan nama kropak 630. Naskah ini terdiri dari 30 lembar daun nipah. Naskah ini bertanggal "nora catur sagara wulan (0-4-4-1)", yaitu tahun 1440 Saka atau 1518 Masehi. Naskah ini telah menjadi rujukan dalam publikasi yang diterbitkan oleh Holle dan Noorduyn. (1987:73-118).[3] Naskah Sanghyang Siksakanda ng Karesian berasal dari Galuh (salah satu ibukota Kerajaan Sunda).

Daftar pulau terluar Indonesia


daftar 92 pulau terluar Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005. Peraturan Presiden tersebut ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 29 Desember 2005. Sebanyak 92 pulau di wilayah Indonesia berbatasan langsung dengan negara tetangga di antaranya: Malaysia (22), Vietnam (2), Filipina (11), Palau (7), Australia (23), Timor Leste (10), India (13), Singapura (4) dan Papua Nugini (1). Ke-92 pulau tersebut tersebar di 18 provinsi Indonesia yaitu Nanggroe Aceh Darussalam (6), Sumatra Utara (3), Kepulauan Riau (20), Sumatra Barat (2), Bengkulu (2), Lampung (1), Banten (1), Jawa Barat (1), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (3), Nusa Tenggara Barat (1), Nusa Tenggara Timur (5), Kalimantan Timur (4), Sulawesi Tengah (3), Sulawesi Utara (11), Maluku Utara (1), Maluku (18), Papua (6) dan Papua Barat (3).


No. Nama pulau Koordinat titik terluar Perairan Wilayah administrasi Negara terdekat
1. Alor 8° 13′ 50″ LS,  125° 7′ 55″ BT Selat Ombai Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur Timor Leste
2. Ararkula 5° 35′ 42″ LS,  134° 49′ 5″ BT Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
3. Asutubun 8° 3′ 7″ LS,  131° 18′ 2″ BT Laut Timor Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
4. Bangkit 1° 2′ 52″ LU,  123° 6′ 45″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara Filipina
5. Barung 8° 30′ 30″ LS,  113° 17′ 37″ BT Samudra Hindia Kabupaten Jember, Jawa Timur Australia
6. Batarkusu 8° 20′ 30″ LS,  130° 49′ 16″ BT Laut Timor Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
7. Batek 9° 15′ 30″ LS,  123° 59′ 30″ BT Laut Sawu Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Timor Leste
8. Batu Bawaikang 4° 44′ 46″ LU,  125° 29′ 24″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Filipina
9. Batu Berhanti 1° 11′ 6″ LU,  103° 52′ 57″ BT Selat Singapura Kota Batam, Kepulauan Riau Singapura
10. Batu Goyang 7° 57′ 1″ LS,  134° 11′ 38″ BT Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
11. Batu Kecil 5° 53′ 45″ LS,  104° 26′ 26″ BT Samudra Hindia Kabupaten Lampung Barat, Lampung India
12. Batu Mandi 2° 52′ 10″ LU,  100° 41′ 5″ BT Selat Malaka Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Malaysia
13. Benggala 5° 47′ 34″ LU,  94° 58′ 21″ BT Samudra Hindia Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam India
14. Bepondi 0° 23′ 38″ LS,  135° 16′ 27″ BT Samudra Pasifik Kabupaten Biak Numfor, Papua Palau
15. Berhala 3° 46′ 38″ LU,  99° 30′ 3″ BT Selat Malaka Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara Malaysia
16. Bras 0° 55′ 57″ LU,  134° 20′ 30″ BT Samudra Pasifik Kabupaten Biak Numfor, Papua]] Palau
17. Budd 0° 32′ 8″ LU,  130° 43′ 52″ BT Samudra Pasifik Kabupaten Sorong, Irian Jaya Barat Palau
18. Damar 2° 44′ 29″ LU,  105° 22′ 46″ BT Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
19. Dana (Ndana) 11° 0′ 36″ LS,  122° 52′ 37″ BT Samudra Hindia Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Australia
20. Dana 10° 50′ 0″ LS,  121° 16′ 57″ BT Samudra Hindia Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Australia
21. Deli 7° 1′ 0″ LS,  105° 31′ 25″ BT Samudra Hindia Kabupaten Pandeglang, Banten Australia
22. Dolangan 1° 22′ 40″ LU,  120° 53′ 4″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah Malaysia
23. Enggano 5° 31′ 13″ LS,  102° 16′ 0″ BT Samudra Hindia Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu India
24. Enu 7° 6′ 14″ LS,  134° 31′ 19″ BT Laut Arafuru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
25. Fani 1° 4′ 28″ LU,  131° 16′ 49″ BT Samudra Pasifik Kabupaten Sorong, Irian Jaya Barat Palau
26. Fanildo 0° 56′ 22″ LU,  134° 17′ 44″ BT Samudra Pasifik Kabupaten Biak Numfor, Papua Palau
27. Gosong Makasar 3° 59′ 25″ LU,  117° 57′ 42″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur Malaysia
28. Intata 4° 38′ 38″ LU,  127° 9′ 49″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara Filipina
29. Iyu Kecil 1° 11′ 30″ LU,  103° 21′ 8″ BT Selat Malaka Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau Malaysia
30. Jiew 0° 43′ 39″ LU,  129° 8′ 30″ BT Laut Halmahera Halmahera, Maluku Utara Palau
31. Kakarutan 4° 37′ 36″ LU,  127° 9′ 53″ BT Samudra Pasifik Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara Filipina
32. Karang 7° 1′ 8″ LS,  134° 41′ 26″ BT Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
33. Karaweira 6° 0′ 9″ LS,  134° 54′ 26″ BT Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
34. Karimun Kecil 1° 9′ 59″ LU,  103° 23′ 20″ BT Selat Malaka Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau Malaysia
35. Kawalusu 4° 14′ 6″ LU,  125° 18′ 59″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Filipina
36. Kawio 4° 40′ 16″ LU,  125° 25′ 41″ BT Laut Mindanao Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Filipina
37. Kepala 2° 38′ 42″ LU,  109° 10′ 4″ BT Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
38. Kisar 8° 6′ 10″ LS,  127° 8′ 36″ BT Selat Wetar Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
39. Kolepon 8° 12′ 49″ LS,  137° 41′ 24″ BT Laut Aru Kabupaten Merauke, Papua Australia
40. Kultubai Selatan 6° 49′ 54″ LS,  134° 47′ 14″ BT Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
41. Kultubai Utara 6° 38′ 50″ LS,  134° 50′ 12″ BT Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
42. Laag 5° 23′ 14″ LS,  137° 43′ 7″ BT Laut Aru Irian Jaya Timur, Papua Australia
43. Larat 7° 14′ 26″ LS,  131° 58′ 49″ BT Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Australia
44. Leti 8° 14′ 20″ LS,  127° 37′ 50″ BT Laut Timor Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
45. Liki 1° 34′ 26″ LS,  138° 42′ 57″ BT Samudra Pasifik Kabupaten Sarmi, Papua Papua Nugini
46. Lingian 0° 59′ 55″ LU,  120° 12′ 50″ BT Selat Makasar Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah Malaysia
47. Liran 8° 3′ 50″ LS,  125° 44′ 0″ BT Selat Wetar Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
48. Makalehi 2° 44′ 15″ LU,  125° 9′ 28″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Filipina
49. Mangkai 3° 5′ 32″ LU,  105° 35′ 0″ BT Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
50. Mangudu 10° 20′ 8″ LS,  120° 5′ 56″ BT Samudra Hindia Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Australia
51. Manterawu 1° 45′ 47″ LU,  124° 43′ 51″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara Filipina
52. Manuk 7° 49′ 11″ LS,  108° 19′ 18″ BT Samudra Hindia Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Australia
53. Marampit 4° 46′ 18″ LU,  127° 8′ 32″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara Filipina
54. Maratua 2° 15′ 12″ LU,  118° 38′ 41″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Malaysia
55. Marore 4° 44′ 14″ LU,  125° 28′ 42″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Filipina
56. Marsela 8° 13′ 29″ LS,  129° 49′ 32″ BT Laut Timor Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
57. Meatimiarang 8° 21′ 9″ LS,  128° 30′ 52″ BT Laut Timor Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
58. Mega 4° 1′ 12″ LS,  101° 1′ 49″ BT Samudra Hindia Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu India
59. Miangas 5° 34′ 2″ LU,  126° 34′ 54″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara Filipina
60. Miossu 0° 20′ 16″ LS,  132° 9′ 34″ BT Samudra Pasifik Kabupaten Sorong, Irian Jaya Barat Palau
61. Nipa 1° 9′ 13″ LU,  103° 39′ 11″ BT Selat Singapura Kota Batam, Kepulauan Riau Singapura
62. Nongsa 1° 12′ 29″ LU,  104° 4′ 47″ BT Selat Singapura Kota Batam, Kepulauan Riau Singapura
63. Nusakambangan 7° 47′ 5″ LS,  109° 2′ 34″ BT Samudra Hindia Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah Australia
64. Panambulai 6° 19′ 26″ LS,  134° 54′ 53″ BT Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
65. Panehan 8° 22′ 17″ LS,  111° 30′ 41″ BT Samudra Hindia Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Australia
66. Pelampong 1° 7′ 44″ LU,  103° 41′ 58″ BT Selat Singapura Kota Batam, Kepulauan Riau Singapura
67. Raya 4° 52′ 33″ LU,  95° 21′ 46″ BT Samudra Hindia Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam India
68. Rondo 6° 4′ 30″ LU,  95° 6′ 45″ BT Samudra Hindia Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam India
69. Rusa 5° 16′ 34″ LU,  95° 12′ 7″ BT Samudra Hindia Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam India
70. Salando 1° 20′ 16″ LU,  120° 47′ 31″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah Malaysia
71. Salaut Besar 2° 57′ 51″ LU,  95° 23′ 34″ BT Samudra Hindia Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam India
72. Sambit 1° 46′ 53″ LU,  119° 2′ 26″ BT Laut Sulawesi Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Malaysia
73. Sebatik 4° 10′ 0″ LU,  117° 54′ 0″ BT Selat Makasar Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur Malaysia
74. Sebetul 4° 42′ 25″ LU,  107° 54′ 20″ BT Laut China Selatan Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Vietnam
75. Sekatung 4° 47′ 45″ LU,  108° 1′ 19″ BT Laut China Selatan Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Vietnam
76. Sekel 8° 24′ 24″ LS,  111° 42′ 31″ BT Samudra Hindia Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Australia
77. Selaru 8° 10′ 17″ LS,  131° 7′ 31″ BT Laut Timor Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Australia
78. Semiun 4° 31′ 9″ LU,  107° 43′ 17″ BT Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
79. Sentut 1° 2′ 52″ LU,  104° 49′ 50″ BT Selat Singapura Kabupaten Kepulauan Riau, Kepulauan Riau Malaysia
80. Senua 4° 0′ 48″ LU,  108° 25′ 4″ BT Laut China Selatan Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
81. Sibarubaru 3° 17′ 48″ LS,  100° 19′ 47″ BT Samudra Hindia Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat India
82. Simeuleuceut 2° 31′ 47″ LU,  95° 55′ 5″ BT Samudra Hindia Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam India
83. Simuk 0° 5′ 33″ LS,  97° 51′ 14″ BT Samudra Hindia Kabupaten Nias, Sumatra Utara India
84. Sinyaunyau 1° 51′ 58″ LS,  99° 4′ 34″ BT Samudra Hindia Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat India
85. Sophialouisa 8° 55′ 20″ LS,  116° 0′ 8″ BT Samudra Hindia Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Australia
86. Subi Kecil 3° 1′ 51″ LU,  108° 54′ 52″ BT Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
87. Tokong Belayar 3° 27′ 4″ LU,  106° 16′ 8″ BT Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
88. Tokong Malang Biru 2° 18′ 0″ LU,  105° 35′ 47″ BT Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
89. Tokong Nanas 3° 19′ 52″ LU,  105° 57′ 4″ BT Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
90. Tokongboro 4° 4′ 1″ LU,  107° 26′ 9″ BT Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
91. Wetar 7° 56′ 50″ LS,  126° 28′ 10″ BT Laut Banda Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
92. Wunga 1° 12′ 47″ LU,  97° 4′ 48″ BT Samudra Hindia Kabupaten Nias, Sumatra Utara India



Sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia [1]